Azan Subuh Masih Di Telinga

Ketika fajar menjelang

Terlihat dia melangkah enggan

Seirama dengan dendang subuh

Yang singgah di hati keruh

Sempit jalan berdesak bangunan

Memandang sinis mendakwa bengis

Perempuan satu dan hitamnya waktu

Dihapusnya gincu dengan ujung baju

Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu

Hari pagi menyambut kau kembali

Mengusap nadi mengelus hati

Sesal di hatimu kian mengganggu

Kau reguk habis semua doa doa

Dari surau depan rumah yang kau sewa

Tak terasa surya duduk di kepala

Azan subuh masih di telinga

Terdengar renyah tawa gadis sekolah

Menyibak tabir cerita lama

Didepan retaknya cermin yang telah usang

Menari dia seperti dahulu

Terdengar pelan ketuk pintu

Tegur anakmu buyarkan lamunan

Perempuan satu kian terbelenggu

Dihapusnya gincu dengan ujung baju

Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu